26 Februari 2008
Toraja Dalam Batas-batas Wilayah Pemerintahan
2 komentar, saya tunggu komentar dari pembaca Oleh : BudiPropinsi Sulawesi Selatan telah dimekarkan menjadi dua propinsi yakni Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Akhir-akhir inipun kita sering membaca dan mendengar tentang rencana pembentukan propinsi Luwu Raya. Wilayah Luwu Raya ini sebelumnya adalah sebuah kabupaten yang sangat luas dan saat ini telah dimekarkan menjadi beberapa kabupaten. Batas-batas wilayah rencana pembentukan propinsi Luwu Raya sendiri belum jelas dan bukan tidak mungkin akan mencoba menambah wilayahnya dengan ke daerah lain di sekitarnya (baca : bukan ex kabupaten Luwu).
Jika kita memperhatikan peta Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat maka Kabupaten Tana Toraja berada si posisi yang memungkinkan untuk bergabung dengan ketiga bakal hasil pemekaran propinsi tersebut yakni Sulawesi Barat, Luwu Raya dan Sulawesi Selatan. Kabupaten Tana Toraja berada tepat di sebelah barat Luwu Raya, Sebelah Timur Sulawesi Barat dan Sebelah Utara Sulawesi Selatan.
Toraja sendiri merupakan salah satu suku di Sulawesi Selatan yang berada di Kabupaten Tana Toraja. Ada sebuah pandangan umum dalam masyarakat yang penulis anggap kurang tepat yang mengatakan bahwa Suku Toraja terdiri dari satu kapupaten yaitu Kabupaten Tana Toraja.
Penulis minta maaf kalau tidak mengetahui sejarah pembentukan Kabupaten Tana Toraja. Atas dasar apa pada saat itu batas-batas wilayah pemerintahannya ditentukan. Namun secara logika kita juga bisa mengambil kesimpulan sementara bahwa tidak mungkin garis perbatasan Kabupaten Tana Toraja ditentukan tepat berdasarkan batas Suku Toraja dengan suku lainnya karena hal itu akan sangat sulit untuk memilahnya mengingat adanya interaksi dengan suku lainnya di daerah peralihan yang sudah lama terjalin.
Hal ini akan membawa kita pada pemikiran akan beberapa kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah wilayah Kabupaten Tana Toraja lebih sempit dari wilayah di mana Suku Toraja berdiam. Kemungkinan kedua adalah sebaliknya, wilayah Kabupaten Tana Toraja lebih luas dari wilayah Suku Toraja. Kemungkinan ketiga adalah wilayah Kabupaten Tana Toraja melewati batas wilayah Suku Toraja di sebelah utara namun tidak menjangkau Suku Toraja di sebelah selatan. Dan kemungkinan-kemungkinan seterusnya di timur, barat, tenggara dan sebelah-sebelah lainnya.
Kita seperti terjebak dalam sebuah kerumitan namun lebih menguatkan kesimpulan sementara sebelumnya bahwa wilayah kabupaten Tana Toraja tidak sama dengan wilayah di mana Suku Toraja berdiam. Kesimpulan ini pula yang bisa membantu kita dalam mengambil jalan pintas dalam mencari tahu di wilayah mana sebenarnya Suku Toraja berada.
Jalan pintas yang saya maksud adalah dengan menguji benarkah dalam batas wilayh Kabupaten Tana Toraja berdiam sekelompok masyarakat dengan ciri khas Toraja secara keseluruhan atau apakah ada sekelompok masyarakat lain yang memiliki budaya yang berbeda dengan Suku Toraja.
Jika kita lupakan dulu akan keberadaan perantau yang masuk ke Tana Toraja melalui jalur peradaban modern sebagaimana yang juga dilakukan oleh masyarakat Toraja sendiri ke daerah-daerah lain di seluruh Indonesia, maka dapat dikatakan bahwa dalam wilayah Kabupaten Tana Toraja berdiam Suku Toraja seluruhnya. Hal ini dikuatkan juga oleh pemberian nama kabupaten ini dengan nama Tana Toraja. Sejauh ini pula tidak ada sekelompok masyarakat dalam Kabupaten Tana Toraja yang mengaku sebagai suku lain.
Dengan dasar fakta bahwa penentuan wilayah Kabupaten Tana Toraja tidak tepat berdasarkan keberadaan Suku Toraja dan fakta bahwa dalam Kabupaten Tana Toraja tidak ada suku lain maka dapat disimpulkan bahwa diluar kabupaten Tana Toraja masih ada Suku Toraja yang telah kehilangan identitas Toraja. Nama Toraja telah terpakai oleh hanya sebatas wilayah kabupaten yang lebih sempit dari keberadaan Suku Toraja.
Kita dapat melihat sendiri di daerah yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Tana Toraja di sebelah barat, utara, timur atau selatan. Mungkin pembaca lebih mengetahuinya. Adanya ciri khas budaya mereka yang sama dengan budaya Toraja. Kita dapat mempertemukan hasil analisa kita dengan fakta yang ada.
Dengan melihat kembali rencana pemekaran propinsi Sulawesi Selatan maka keberadaan Suku Toraja yang berdiam di sebelah luar lingkar batas wilayah kabupaten Tana Toraja akan berada di propinsi yang berbeda. Apalagi jika kita mau membahas ke mana Tana Toraja akan bergabung. Terserah pembaca sendiri menilai kondisi ini buruk atau tidak jika ini benar-benar terjadi. Keberadaan sebuah sukupun tidak harus berada di bawah naungan satu pemerintahan setingkat propinsi. Paling tidak sebagai salah satu suku di Indonesia masyarakat Toraja tahu di mana sebenarnya keberadaan mereka secara keseluruhan serta memiliki pandangan tentang suku mereka tanpa dihalang-halangi oleh batas-batas wilayah pemerintahan karena batas wilayah pemerintahan itupun ditentukan untuk kesejahteraan rakyat.
Namun bukankah sebuah pemerintahan akan sangat beruntung jika berada dalam satu sistem kebudayaan yang sudah terbangun dalam kurun waktu yang sangat panjang. Dan tidak kesulitan dalam menampung aspirasi dari rakyatnya
Saya tunggu komentar dari pembaca sekalian
15 Februari 2008
Mendengar kritik pedas yang ditujukan terhadap kontestan Indonesian Idol atau American Idol itu sudah sering kita saksikan. Namun dalam suatu audisi American Idol yang ditayangkan Global TV 14 Februari 2008 ada sebuah kejadian yang cukup menarik. Ini adalah kesempatan kedua saya menyaksikan perjalanan audisi American Idol musim ke-7 dari sekian episode yang tidak sempat saya saksikan. Jadi saya bisa sedikit mengikuti arah perjalanan para kontestan melewati tahap demi tahap menuju 24 besar..
Seorang kontestan bernama Josiah yang dalam dua kali audisi sebelumnya memukau para dewan juri, pada penampilan ketiga menghadapai suatu masalah persiapan di mana sempat ditayangkan di acara tersebut sampai jam 3 dini hari persiapan band yang akan mengiringi dia belum siap sama sekali. Dan dia mengalami dua masalah besar yaitu tidak fit dan tidak ada persiapan band pengiringnya.
Besoknya Josiah telah berdiri di panggung yang tentu mengundang tanya seluruh hadirin dan penonton TV ada apa yang akan terjadi dengannya. Suasana tambah menimbulkan banyak tanda tanya ketika Josiah membubarkan Band yang akan mengiringinya dan menyuruh mereka meninggalkan panggung. Josiah pun bernyanyi tanpa iringan satupun alat sama sekali di mana pada tahap audisi tersebut semua peserta bernyanyi dengan iringan musik. Kondisi fisik Josiah pun yang tidak fit menjadikan suaranya sangat buruk.
Saya pastikan bahwa Josiah tidak lolos. Juri yang sangat kecewa perlahan-lahan mulai membuka suara dan tidak bisa berkomentar. Namun Randy mulai memberi harapan dan menyatakan bahwa sebenarnya Josiah punya talent. Dan dengan berat hati masih memberi kesempatan kepada Josiah. Komentar dari juri kedua Paula pun sama dan mengatakan iya. Dua suara pun berhasil dikantongi Josiah.
Dan terakhir komentar dari Simon dengan nada kesal mengatakan, " Kamu sudah mulai menjengkelkan dan terlalu percaya diri dengan membubarkan band yang akan mengiringi kamu".
Namun hasil akhirlah yang menentukan bahwa Josiah kali itu lolos. Saya sampai di situ berpikir, bagaimana jika kejadian ini terjadi di Indonesian Idol?. Timbul banyak pertanyaan di benak saya, apakah itu tidak menjadi masalah bagi kontestan yang disingkirkan ? Apakah juri American Idol tidak merasa bersalah dengan keputusan untuk meloloskannya ke 50 besar? Tentu saja alasan dewan juri mempertahankan Josiah karena telah melihat dua kali penampilan Josiah sebelumnya yang sangat luar biasa. Ini sebuah dilema. Bakat/talent bertarung dengan penampilan yang sebenarnya di atas panggung. Namun hari berikutnya saya membaca di situs American Idol kalau Josiah telah tersingkir dan tidak lolos 24 besar. Dan dalam kolom komentar saya cukup kaget dengan komentar para pengunjung situs tersebut yang merasa kecewa dan marah serta memaki-maki juri American Idol karena Josiah tidak lolos 24 besar.
Kejadian ini mengingatkan saya akan "audisi" di perusahaan perusahaan jika mencari karyawan baru. Nasib seseorang untuk bekerja di sebuah perusahaan ditentukan hanya dalam hitungan 15 menit. Sepertinya seorang pewawancara bisa menarik satu kesimpulan tentang diri seseorang dan mengambil keputusan untuk menerima atau menolak. Terlalu banyak kelebihan-kelebihan seseorang terlewatkan di hadapan pewawancara dan sebuah kesalahan sepele bisa menjadi penentu nasib orang tersebut.
12 Februari 2008
Gajah Mada adalah sebuah jalan di Jakarta yang menghubungkan Glodok dengan Harmoni. Glodok adalah pusat belanja yang sangat ramai mulai dari sparepart, komputer, elektronik, VCD, DVD dan masih banyak lagi. Sedangkan Harmony terkenal dengan kompleks perkantoran dan perbelanjaan Duta Merlin. Maka wajar saja kalau Jalan Gajah Mada cukup ramai. Di siang hari padat dan malam hari tidak pernah sepi sampai pagi. Maklum, daerah Glodok dan sekitarnya terdapat banyak tempat-tempat hiburan malam.
Jalan Gajah Mada sendiri terbentang sejajar dengan Jalan Hayam Wuruk dan hanya dipisahkan oleh kali Ciliwung. Sebenarnya pemandangan kota di sekitar kedua jalan ini cukup indah. Saya baru sadar akan keindahan itu pada saat menyaksikan pembangunan halte busway yang dibangun membentuk jembatan di atas Kali Ciliwung tersebut. Ada empat halte di Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk yang berbentuk jembatan yaitu Olimo, Mangga Besar, Sawah Besar dan HCB Harmony. Ruas Kali Ciliwung di jalan ini sedikit jadi perhatian masyarakat sejak beroperasinya busway. Apalagi di HCB Harmoni yang sangat padat dengan penumpang. Saya kadang kuatir apakah konstruksi halte HCB Harmoni masih kuat menampung penumpang pada jam-jam pulang kantor karena sangat sesak. Hehe mudah-mudahan gak rubuh ya.
Keindahan Kali Ciliwung lebih terasa di malam hari karena memantulkan cahaya lampu-lampu. Walapun bau tidak sedapnya gak hilang-hilang. Kita kan tahu mana ada Kali di Jakarta yang tidak berbau. Sekiranya kali-kali yang melintang di kawasan Jakarta ini bisa dikelolah dengan baik maka betapa indahnya Jakarta. Jakarta sebenarnya kota air makanya dalam pemerintahan Belanda dibangun sejumlah kanal untuk menghindari banjir.
Kita kembali ke Jalan Gajah Mada - Hayam Wuruk. Selain keindahan Kali Ciliwungnya di malam hari juga adanya kesibukan para pedagang makanan mulai membangun warung-warung tenda menjelang magrib. Jalan ini seperti disulap menjadi restoran yang sangat panjang. Dan kita bisa menemui berbagai makanan mulai dari masakan Indonesia sampai masakan China bahkan tidak ketinggalan juga warung-warung kopi dan mie instan.
Suatu malam saya sedang makan nasi goreng tiba-tiba teman saya menelpon dan menanyakan saya sedang berada di mana.
" Enak dong ya jam-jam begini makan di Gajah Mada", komentar teman saya.
" Nasi goreng doang kok makannya",jawab saya.
" Bukan masalah nasi gorengnya, tapi emang enak makan di Gajah Mada malam-malam"
" Iya sih, tempat ini asyik dan aku juga bisa makan yang murah"
" Dulu saya senang banget makan di daerah situ sebelum pindah ke Bekasi"
Saya juga sering mendapat komentar seperti ini dari teman-teman saya yang lain. Makanya pada saat kantor saya mau dipindahkan ke tempat lain teman-teman saya banyak yang sedih dengan alasan lebih mudah cari makan di daerah Gajah Mada. Angkot yang beroperasi juga 24 jam.
Makanya coba deh jalan-jalan ke Gajah Mada di malam hari, pasti asyik.
11 Februari 2008
Kehadiran Busway mengakibatkan jembatan penyeberangan lebih difungsikankan lagi karena setiap penumpang yang akan membeli tiket harus melewati jembatan penyeberangan tersebut. Jadi orang yang malas memanfaatkan jembatan penyebrangan dengan terpaksa harus menggunakan jembatan penyeberangan. Proyek busway pun memanfaatkan jembatan penyeberangan yang sudah ada sebelumnya sehingga tinggal menambahkan konstruksi jembatan lama tersebut menjadi layak untuk dimanfaatkan oleh penumpang busway.
Namun suatu pemandangan yang sangat menyedihkan karena jembatan penyeberangan yang dibangun oleh transjakarta lebih cepat rusak dibandingkan dengan jembatan lama. Hal ini sangat terlihat jelas seperti di halte Bendungan Hilir Koridor Kota - Blok M di mana jembatan lama masih awet saja sedangkan jembatan baru yang dibangun oleh busway sudah rusak dan berlobang. Dan sangat menakutkan melihat lobang-lobang yang terjadi di situ.
Demikian juga jika kita mengamati atap jembatan yang dibangun di halte Olimo yang langsung beterbangan di bawa oleh angin.
Bahkan sebuah stasiun televisi swasta pernah menyiarkan separator busway yang baru dibangun di sekitar jalan Gatot Subroto yang sudah langsung rusak sedangkan trayek busway Pinang Ranti - Pluit yang melewati jalan tersebut belum dioperasikan.
Jadi hati-hati jika anda mau naik busway jika melewati jembatan-jembatannya. Banyak yang berlobang.
Toraja atau Tana Toraja adalah salah satu suku yang juga salah satu kabupaten di Tana Toraja yang cukup terkenal sebagai daerah tujuan wisata. Tana Toraja terletak di Propinsi Sulawesi Selatan. Kira kira 7 jam perjalan lewat darat dari kota Makassar. Banyak hal-hal unik yang terdapat di daerah ini yang menjadikannya layak sebagai tujuan wisata. Selain alamnya yang indah dan sejuk, Tana Toraja juga memiliki budaya yang sangat unik.
Yang sangat terkenal adalah pesta orang mati, di mana seorang dipestakan karena meninggal dengan memotong sejumlah kerbau atau babi. Hal ini sudah dilakukan turun temurun hingga saat ini. Walaupun sebagian anggota masyarakat tidak melakukan lagi adat tersebut dengan alasan bahwa pesta untuk orang mati hanyalah ritual agama asli (aluk to dolo).
Kerbau adalah binatang yang cukup banyak diperjualbelikan di Tana Toraja karena seringnya diadakan pesta orang mati.
Ada jenis kerbau yang sangat unik dan hanya terdapat di Tana Toraja yaitu kerbau belang. Orang Toraja menyebutnya Tedong Bonga. Tedong Bonga ini hanya terdapat di Tana Toraja dan tidak terdapat di belahan manapun di dunia ini. Walapun hal belum bisa dibuktikan secara ilmiah namun hingga sekarang memang belum pernah ada orang yang melihat Tedong Bonga selain di Tana Toraja. Tedong Bonga ini juga harganya jauh lebih mahal dari kerbau biasa.
09 Februari 2008
Pemulung adalah orang yang pekerjaannya mencari barang barang bekas yang sudah tidak terpakai lagi. Dan paling banyak dari pemulung adalah mencari barang bekas berbahan plastik seperti bekas botol atau gelas air mineral. Barang bekas berbahan plastik paling banyak mereka cari karena mungkin lebih mudah untuk menjualnya kembali. Jadi bisa dikatakan bahwa pemulung adalah pengumpul barang bekas plastik.
Dalam sebuah acara radio Utan Kayu dijelaskan bahwa plastik yang terkubur ke dalam tanah baru bisa terurai setelah 300 tahun. Jadi lamanya plastik bertahan dalam tanah lebih dari tiga kali lipat umur manusia. Kalau dibakar maka akan menimbulkan polusi udara dan kalau dibiarkan akan menimbulkan banjir. Buktinya di sepanjang kali yang ada di Jakarta banyak sekali terdapat sampah-sampah plastik.
Mendaur ulang plastik adalah langkah yang sangat tepat untuk melestarikan tanah, udara dan air kita. Pemulung adalah orang yang sangat berperan penting dalam mengurangi tercemarnya tanah oleh plastik. Jadi pemulung yang kita pandang sebelah mata itu adalah penyelamat lingkungan kita. Sebuah profesi yang perlu dihargai.
Dalam Acara Kick Andy Metro TV Kamis 7 Februari 2008 saya sangat terkesan dengan acara tersebut, walapun materi dari program-program Kick Andy sebelumnya juga tidak kalah menariknya. Kepada anda yang mungkin tidak sempat menonton acara tersebut, inilah penjelasan singkatnya.
Acara ini dilangsungkan di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Cipinang, di mana ada sebuah berita yang sangat menarik bahwa di dalam lapas tersebut telah dibuka perkuliahan tentang Hukum. Dalam acara tersebut presenter Andy F Noya bertanya kepada beberapa peserta kuliah tersebut yang tak lain adalah napi Lapas Cipinang. Hampir semuanya memberikan komentar bahwa mereka telah diperlakukan tidak adil setelah mereka belajar langsung tentang hukum. Seorang peserta kuliah tersebut memberi komentar bahwa betapa hukum di Indonesia tidak berjalan sesuai dengan hukum yang sedang dia pelajari. Adapun materi kuliah tersebut dibawakan oleh dosen dari Universitas Bung Karno. Mereka merasakan perlakuan tidak adil oleh hukum di Indonesia.
Hal ini membawa kita kembali kepada masalah kasus Suharto yang akhir-akhir ramai dibicarakan setelah meninggal dunia. Bahkan semakin tidak jelas. Setelah sempat jadi perdebatan bahwa dia diberi gelar pahlawan atau tidak. Status hukumnya pun mulai dilupakan kembali seperti pada saat dia masih hidup. Kini berita tentang status hukum Suharto perlahan-lahan mulai memudar, dan mungkin perhatian pun beralih kepada kehidupan nyata sehari-hari. yakni semua harga kebutuhan pokok yang terus naik. Terutama masalah bahan pokok untuk keperluan rumah tangga yang terus naik.
Seorang peserta dalam Lapas tersebut mengatakan bahwa banyak orang lain yang juga seharusnya dipenjara tetapi tidak tertangkap. Saya rasa itu benar dan kita semua setuju bahwa masih begitu banyak koruptor di negri ini yang tidak tersentuh oleh hukum. Hal ini menimbulkan simpati kepada mantan pejabat yang dipenjara karena kasus korupsi. Orang yang dipenjara telah membayar apa kejahatan yang telah dilakukannya. Mereka telah melakukan pembersihan diri. Dan beberapa dari mereka sedang belajar tentang hukum. Mereka adalah mahasiswa hukum sekaligus juga menjadi contoh kasus "laboratorium hukum". Mereka di penjara demi untuk keadilan, namun hukum sendiri tidak bertindak adil. Sebagian bisa lolos dari hukum itu sendiri.
Mudah-mudahan secerca sinar sedang dinyalakan dari Lapas Cipinang untuk menerangi gelapnya hukum di negri yang kita cintai ini.
06 Februari 2008
Saya pernah memposting artikel tentang ATM di blog ini sebelumnya. Alasan saya untuk kembali membahas kelanjutan dari hal ini karena melihat ada beberapa hal yang membuat saya merasa agak terpaksa untuk membahasnya.
Seperti yang kita ketahui bahwa ATM hanyalah salah satu alternatif untuk melakukan penarikan tunai dari bank selain penarikan lewat teller. Kebanyakan nasabah menghindari teller dan lebih memilih ATM untuk melakukan penarikan tunai. Padahal melakukan penarikan tunai di ATM juga beresiko. Bank biasanya lebih suka nasabahnya bertransaksi di ATM daripada di teller karena itu dianggap lebih efisien. Makanya bank-bank besar berusaha membangun ATM sebanyak mungkin dan lebih gampang dijangkau oleh nasabah. Apalagi ATM kebanyakan beroperasi 24 jam. Terang saja nasabah kadang tidak bisa lagi menghindari transaksi lewat ATM. Untuk itu saya ingin membagi sedikit pengalaman bertransaksi di ATM khususnya penarikan tunai. Karena saya bekerja di balik layar pengisian ATM maka saya ingin berbagi dengan anda. Sebaiknya berhati-hati. Kenapa?
Uang dari ATM bisa palsu. Ah, masa iya. Mungkin anda kurang percaya, tetapi mungkin ada juga di antara anda yang pernah mengalami langsung atau teman anda yang mengalaminya. Hal ini bukan karena unsur kesengajaan dari bank yang bersangkutan, tetapi lebih disebabkan oleh kelemahan sistem dari bank tersebut.
Saya mau jelaskan bahwa mesin yang digunakan untuk menghitung uang ke ATM belum tentu memiliki alat untuk mendeteksi uang palsu. Dan kasir yang melakukan perhitungan uang tersebut walaupun memenuhi standar prosedur tidak ada jaminan bahwa uang palsu tidak akan lolos. Jadi masuk akal kalau ada yang mengatakan, pernah menemukan uang palsu dari ATM. Masalahnya akan semakin sulit pada saat nasabah yang menemukan uang palsu tersebut mengeluh ke bank bersangkutan. Kenapa ?
Perlu anda tahu bahwa uang kesayangan kita "rupiah" itu tidak terdata nomor serinya dalam melewati tahap-tahap transaksi sebelum sampai di ATM. Mungkin anda pernah melakukan transaksi di money changer misalnya, anda menukar rupiah dengan dolar, maka dolar yang diberikan kepada anda terdata nomor serinya di money changer tersebut. Jadi jika dollar yang anda bawa bermasalah anda dengan mudah bisa mengeluh ke money changer tersebut kembali. Dan bisa dibuktikan bahwa dollar tersebut memang berasal dari tempat tersebut.
Namun bagaimana dengan rupiah ? Nasabah yang menarik uang palsu rupiah dari ATM tidak punya bukti yang kuat bahwa uang yang ditarik tersebut benar-benar dari ATM bank yang bersangkutan. Karena nomor seri yang saya maksud di atas tadi tidak terdata. Kalau bank mengatakan itu bukan uang dari mereka maka nasabah tidak bisa berbuat banyak. Namun sebaliknya juga bank sebenarnya tidak ada alasan ataupun bukti untuk mengatakan kalau uang itu bukan dari mereka. Jadi baik nasabah yang tidak punya bukti kuat untuk mengatakan uang palsu dari bank tersebut, demikian juga dengan bank tidak punya bukti yang kuat untuk mengatakan kalau uang palsu itu bukan dari mereka. Di sini letak permasalahannya.
Saya pernah membahas masalah ini dengan seorang teman dan dia mengatakan bahwa nasabah bisa menghindari masalah tersebut dengan cara : pada saat nasabah mengambil uang pertama nasabah harus sortir secara manual, kemudian jika terdapat uang palsu maka nasabah tersebut bisa menunjukkan nomor seri uang palsu tersebut pada kamera yang ada di dalam ruang ATM. Dengan catatan sebelum mengambil uang tunjukkan bahwa tangan nasabah kosong dan tangan nasabah tidak boleh ke mana-mana seperti merogo saku atau lainnya, sampai nasabah yakin bahwa uang yang ditarik dari ATM tidak bermalah. Namun hal ini hanyalah sebuah perbincangan dengan seorang teman. Bank sendiri setahu saya tidak pernah memberi trik bagaimana jika ketemu dengan uang palsu dari ATM. Kemudian keberadaan kamera pada setiap ATM pun masih dipertanyakan ada apa gak. Dan apakah kamera tersebut juga bisa menunjukkan dengan jelas nomor seri uang yang ditunjukkan oleh nasabah atau apakah kamera tersebut benar-benar berfungsi.
Jadi, apa boleh buat saya lebih menyarankan anda untuk bertransaksi lewat teller saja, dan hati-hati juga sebelum meninggalkan teller sortir uang anda dan minta tukar kembali bila anda menemukan uang palsu. Kalau anda baru sadar kalau uang itu palsu setelah meninggalkan teller maka anda telah kehilangan uang anda. Ya nggak?
Subscribe to:
Postingan (Atom)